TEORI DOMAIN ELEKTRON
Unsur-unsur yang saling berikatan
memiliki bentuk molekul berbeda-beda tergantung jumlah pasangan elektron
yang terlibat. Bentuk molekul dipengaruhi oleh susunan ruang pasangan
elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusat
suatu molekul.
INGAT : PEI
dan PEB ditentukan dari atom pusat.
Teori domain elektron menyatakan bahwa
pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas saling
tolak-menolak sehingga tiap-tiap pasangan elektron cenderung berjauhan
satu sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan tersebut. Teori ini
disebut juga teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) yang
dikembangkan oleh R.J Gilespie (Kanada,1957)
INGAT : Domain elektron yang
berupa pasangan elektron ikatan (PEI) baik ikatan tunggal, rangkap dua
maupaun rangkap tiga dianggap 1 (satu) domain.
BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul senyawa kovalen
ditentukan oleh susunan ruang pasangan elektron di sekitar atom pusat.
Untuk bisa menentukan domain elektron maka dipergunakan Struktur
Lewis. Karena dengan struktur Lewis dapat diketahui PEI dan
PEB. Berdasarkan teori domain elektron ada 5 macam bentuk dasar molekul
kovalen, yaitu :
1. Linear
Bentuk melekul ini disusun oleh tiga
atom yang berikatan dalam satu garis lurus dan sebuah atom yang menjadi
atom pusatnya. Terdapat 2 domain dengan sudut ikatan 180
2. Segitiga
Datar
Bentuk melekul ini segitiga sama sisi
yang disusun oleh 4 buah atom. 1 buah atom pusat yang berikatan dengna 3
atom lainnya dengan sudut ikatan 120o
3. Tetrahedral
Bentuk melekul ini seperti piramida yang
tersusun oleh 5 atom dengan 1 buah atom bertindak sebagai atom pusat
yang berikatan dengan 4 elektron ikatan dengan sudut ikatan 109,5o
4. Trigonal
Bipiramidal
Bentuk melekul ini seperti dua piramida
yang bergabung menjadi satu dimana atom pusat dikelilingi oleh 5 atom
lainnya dengan sudut 90o dan 120o
5. Oktahedral
Bentuk melekul ini terdiri atas delapan
bidang yang merupakan segitiga sama sisi dimana atom pusat akan
dikelilingi oleh 6 atom lainnya dengan dusut ikatan 90o
Kelima bentuk dasar molekul kovalen
hanya menggambarkan geometri domain elektron yang mengandung PEI, namun
dalam teori VSEPR gaya tolakan yang dihasilkan oleh pasangan elektron
bebas berpengaruh terhadap bentuk molekul. Bentuk molekul diberi notasi
khusus untuk menunjukkan jumlah PEI dan PEB, yaitu :
AXnEn
Dimana A = atom
pusat, X = PEI, E = PEB, n
= jumlah masing-masing PEI/PEB
INGAT : untuk
menggambarkan struktur Lewis suatu molekul, hitung elektron valensi
unsur-unsur penyusunnya.
- Buat konfigurasi elektron masing-masing unsur dari Nomor Atomnya
- Ketahui elektron valensi masing-masing unsur dari konfigurasinya
- Buat struktur Lewisnya
- Tentukan domainelektron (PEI dan PEB) pada atom pusat
- Buat notasi VSEPR
Untuk meramal bentuk ion poliatomik,
harus menggunakan rumus berikut :
1. Hitung
jumlah pasangan elektron pada semua atom
Pasangan elektron = Jlh. Elektron
valensi ± muatan ion / 2
2. Hitung
jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) pada atom pusat
PEI = Jumlah atom – 1
3. Hitung
jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat
Pasangan pusat = pasangan elektron – (3 x
jlh.atom ujung, kecuali H)
4. Hitung
jumlah pasangan elektron bebas
PEB = pasangan pusat – PEI
INGAT : Dalam menghitung
jumlah pasangan pusat, atom H tidak diperhitungkan karena atom H hanya
memiliki sebuah elektron dan tidak memiliki PEB
Dalam kimia,
ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul
yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang
berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul,
ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen
dan ikatan
ion. Dalam makromolekul seperti protein
dan asam
nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul
yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang
penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O,
atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron).
Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron
bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi
mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155
kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar
ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada
air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya.
Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam
florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena
paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air
lebih tinggi daripada asam florida.
Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) – karena itu + berarti “agak positif”.
Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas molekul. “Selubung lingkarang” yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik – molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal. Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu. Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan kenaikan dayaarik antarmolekul Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh salah satu yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada kenyataannya, satu molekul lwbih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan karena itu akan menjadi yang paling dominan). Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri. Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung – yang lain. Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya. Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara. Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak. Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit berbeda selama meraka terus berubah – tetapi tetap selaras. pakah dayatarik antarmolekul itu? Ikatan antarmolekul versus ikatan intramolekul Dayatarik antarmolekul adalah dayatarik yang terjadi antara suatu molekul dan molekul tetangganya. Gaya tarik yang mengikat molekul secara tersendiri (sebagai contoh, ikatan kovalen) dikenal dengan dayatarik intramolekul. Dua kata tersebut membingungkan yang mana untuk lebih amannya membuang salah satu diantaranya dan tidak digunakan lagi. Istilah “intramolekul” tidak akan digunakan lagi pada bagian ini. Semua molekul mengalami dayatarik antarmolekul, meskipun pada beberapa kasus dayatarik yang terjadi sangatlah lemah. Pada gas seperti hidrogen, H2. Jika kamu memperlambat gerak molekul melalui pendinginan, dayatarik cukup besar bagi molekul untuk tetap bersama sampai pada akhirnya membentuk cairan dan kemudian padatan. Pada kasus hidrogen dayatarik sangat lemah yang mana molekul membutuhkan pendinginan sampai 21 K (-252°C) sebelum dayatarik cukup kuat untuk mengkondensasi hidrogen menjadi cairan. Dayatarik antarmolekul yang dimiliki oleh helium lebih lemah – molekul tidak ingin tetap bersama untuk membentuk cairan sampai temperatur menurun sampai 4 K (-269°C). Gaya van der Waals: gaya dispersion Gaya dispersi (salah satu tipe dari gaya van der Waals adalah yang kita setujui pada halaman ini) yang juga dikenal dengan “gaya London” (dinamakan demikian setelah Fritz London mengusulkan untuk pertama kalinya). Asal mula gaya dispersi van der Waals Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara Dayatarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang simetris seperti hidrogen, bagaimanapun, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk menghasilkan bagian positif atau bagian negatif. Akan tetapi hanya dalam bentuk rata-rata. Diagram dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped) menggambarkan molekul kecil yang simetris – H2, boleh jadi, atau Br2. Tanda arsir menunjukkan tidak adanya distorsi secara elektrik. Akan tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu waktu elektron tersebut mungkin akan ditemukan di bagian ujung molekul, membentuk ujung -. Pada ujung yang lain sementara akan kekurangan elaktron dan menjadi +.
Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) – karena itu + berarti “agak positif”.
Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas molekul. “Selubung lingkarang” yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik – molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal. Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu. Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan kenaikan dayaarik antarmolekul Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh salah satu yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada kenyataannya, satu molekul lwbih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan karena itu akan menjadi yang paling dominan). Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri. Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung – yang lain. Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya. Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara. Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak. Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit berbeda selama meraka terus berubah – tetapi tetap selaras. Kekuatan gaya dispersi Gaya dispersi antara molekul-molekul adalah lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen diantara molekul. Hal ini tidak memungkinkan untuk memberikan harga yang eksak, karena ukuran dayatarik bervariasi sekali dengan ukuran dan bentuk molekul. Seberapa jauh ukuran molekul memperngaruhi kekuatan ikatan daya dispersi Titik didih gas mulia adalah
Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.
Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan
menurunnya posisi unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron,
dan juga tentunya jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang kamu
miliki, dan lebih menjauh sejauh mungkin, yang paling besar memungkikan
dipol sementara terbesar dan karena itu gaya dispersi paling besar.
Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat
(stickier) dibandingkan dengan molekul neon. Molekul neon akan berpisah
satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekul
xenon – karena itu neon memiliki titik didih yang lebih rendah.
Hal ini adalah suatu alasan (semua yang lainnya sebanding) molekul
yang lebih besar memiliki lebih banyak elektron dan lebih menjauh
dari dipol sementara yang dapat dihasilkan – dan karena itu
molekul yang lebih besar lebih melekat.
Seberapa jauh bentuk molekul mempengaruhi kekuatan gaya
dispersi
Ukuran molekul juga begitu. Molekul yang panjang kurus dapat
menghasilkan dipol sementara yang lebih besar berdasarkan pada
pergerakan elektronnya dibandingkan molekul pendek gemuk yang
mengandung jumlah elektron yang sama.
Molekul yang panjang kurus juga dapat lebih dekat satu sama lain –
dayatarik meraka lebih efektif jika molekul-molekulnya benar-benar
tertutup.
Sebagai contoh, molekul hidrokarbon butana dan 2-metilpropan
keduanya memiliki rumus molekul C4H10,
tetapi atom-atom disusun berbeda. Pada butana atom karbon disusun pada
rantai tunggal, tetapi 2-metilpropan memiliki rantai yang lebih
pendek dengan sebuah cabang.
Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya
dispersinya lebih besar. Molekul yang lebih panjang (dan juga
menghasilkan dipol sementara yang lebih besar) dapat lebih berdekatan
dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih gemuk 2-metilpropan.
Gaya van der Waals: interaksi dipol-dipol
Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih
elektronegatif dibandingkan hidrogen. Kondisi permanen ini, pada
saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik
menarik satu sama lain lebih dari yang meraka bisa lakukan jika
hanya menyandarkan pada gaya dispersi saja.
Hal ini sangat penting untuk merealisasikan bahwa semua molekul
mengalami gaya dispersi. Interaksi dipol-dipol bukan suatu
alternatif gaya dispersi – penjumlahannya. Molekul yang memiliki
dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki dipol yang
berubah-ubah secara sementara.
Agak mengherankan dayatarik dipol-dipol agak sedikit dibandingkan
dengan gaya dispersi, dan pengaruhnya hanya dapat dilihat jika
kamu membandingkan dua atom dengan jumlah elektron yang sama dan
ukuran yang sama pula. Sebagai contoh, titik didih etana, CH3CH3,
dan fluorometana, CH3F adalah:
Kenapa dipilih dua molekul tersebut untuk dibandingkan? Keduanya
memiliki jumlah elektron yang identik, dan jika kamu membuat model kamu
akan menemukan bahwa ukurannya hampir sama – seperti yang kamu lihar
pada diagram. Hal ini berarti bahwa gaya dispersi kedua molekul adalah
sama.
Titik didih fluorometana yang lebih tinggi berdasarkan pada dipol
permanen yang besar yang terjadi pada molekul karena elektronegatifitas
fluor yang tinggi. Akan tetapi, walaupun memberikan polaritas permanen
yang besar pada molekul, titik didih hanya meningkat kira-kira 10°.
°.
Berikut ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya
dispersi. Triklorometan, CHCl3, merupakan molekul dengan
gaya dispersi yang tinggi karena elektronegatifitas tiga klor. Hal itu
menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih kuat antara satu molekul dengan
tetangganya.
Dilain pihak, tetraklorometan, CCl4, adalah non polar.
Bagian luar molekul tidak seragam - in pada semua arah. CCl4
hanya bergantung pada gaya dispersi
Karena itu manakah yang memiliki titik didih yang lebih tinggi? CCl4
tentunya, karena CCl4 molekulnya lebih besar dengan lebih
banyak elektron. Kenaikan gaya dispersi lebih dari sekedar
menggantikan untuk kehilangan interaksi dipol-dipol.
IKATAN HIDROGEN DAN IKATAN VAN DER WAALS
a.
Ikatan Hidrogen
Silakan “Klik” kata dibawah ini untuk Link,… | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
“Kuat” | ||||||
“Lemah” |
|
|||||
lainnya |
b. Ikatan Van
der Waals
Gaya van der Waals dalam ilmu kimia
merujuk pada salah
satu jenis gaya antara molekul. Istilah ini
pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga
saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat
ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi
molekul menjadi dipol.
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya
Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya
Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron
(gaya
London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van
der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial
Lennard-Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya
van der Waals sebagai fungsi dari waktu.
Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia,
yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan
sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas
mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah
menjadi cairan.
Silakan di “Klik” langsung tulisan dibawah ini, untuk Link,…ke wikipedia… | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
“Kuat” | ||||||
“Lemah” |
|
|||||
lainnya |
Nama gaya ini diambil dari
nama kimiawan
Belanda JOHANNES VAN DER WAALS, yang pertama kali
mencatat jenis gaya ini. Potensial LENNARD-JONES sering
digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der Waals sebagai
fungsi dari waktu.
Interaksi
van der Waals teramati pada
gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini
menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar
ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas
tersebut berubah menjadi cairan.
Gaya van der Waals
dalam ilmu kimia merujuk pada
jenis
tertentu gaya antar molekul.
Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul,
dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut,
tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi
atau bebas (gaya Debye)
serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).
Gaya van der waals : gaya tarik di antara atom atau molekul, gaya
ini jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan
valensi dan besarnya ialah 10-7 kali jarak antara atom-atom
atau molekul-molekul. Gaya ini menyebabkan sifat tak ideal pada gas dan
menimbulkan energi kisi pada kristal molekular. Ada tiga hal yang
menyebabkan gaya ini :
- Interaksi dwikutub-dwikutub, yaitu tarikan elektrostatistik di antara dua molekul dengan moment dwikutub permanen.
- Interaksi dwikutub imbasan, artinya dwikutub timbul karena adanya polarisasi oleh molekul tetangga.
- Gaya dispersi yang timbul karena dwikutub kecil dan bersifat sekejap dalam atom.
Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) – karena itu + berarti “agak positif”.
Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas molekul. “Selubung lingkarang” yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik – molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal. Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu. Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan kenaikan dayaarik antarmolekul Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh salah satu yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada kenyataannya, satu molekul lwbih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan karena itu akan menjadi yang paling dominan). Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri. Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung – yang lain. Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya. Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara. Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak. Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit berbeda selama meraka terus berubah – tetapi tetap selaras. pakah dayatarik antarmolekul itu? Ikatan antarmolekul versus ikatan intramolekul Dayatarik antarmolekul adalah dayatarik yang terjadi antara suatu molekul dan molekul tetangganya. Gaya tarik yang mengikat molekul secara tersendiri (sebagai contoh, ikatan kovalen) dikenal dengan dayatarik intramolekul. Dua kata tersebut membingungkan yang mana untuk lebih amannya membuang salah satu diantaranya dan tidak digunakan lagi. Istilah “intramolekul” tidak akan digunakan lagi pada bagian ini. Semua molekul mengalami dayatarik antarmolekul, meskipun pada beberapa kasus dayatarik yang terjadi sangatlah lemah. Pada gas seperti hidrogen, H2. Jika kamu memperlambat gerak molekul melalui pendinginan, dayatarik cukup besar bagi molekul untuk tetap bersama sampai pada akhirnya membentuk cairan dan kemudian padatan. Pada kasus hidrogen dayatarik sangat lemah yang mana molekul membutuhkan pendinginan sampai 21 K (-252°C) sebelum dayatarik cukup kuat untuk mengkondensasi hidrogen menjadi cairan. Dayatarik antarmolekul yang dimiliki oleh helium lebih lemah – molekul tidak ingin tetap bersama untuk membentuk cairan sampai temperatur menurun sampai 4 K (-269°C). Gaya van der Waals: gaya dispersion Gaya dispersi (salah satu tipe dari gaya van der Waals adalah yang kita setujui pada halaman ini) yang juga dikenal dengan “gaya London” (dinamakan demikian setelah Fritz London mengusulkan untuk pertama kalinya). Asal mula gaya dispersi van der Waals Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara Dayatarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang simetris seperti hidrogen, bagaimanapun, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk menghasilkan bagian positif atau bagian negatif. Akan tetapi hanya dalam bentuk rata-rata. Diagram dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped) menggambarkan molekul kecil yang simetris – H2, boleh jadi, atau Br2. Tanda arsir menunjukkan tidak adanya distorsi secara elektrik. Akan tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu waktu elektron tersebut mungkin akan ditemukan di bagian ujung molekul, membentuk ujung -. Pada ujung yang lain sementara akan kekurangan elaktron dan menjadi +.
Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) – karena itu + berarti “agak positif”.
Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas molekul. “Selubung lingkarang” yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik – molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal. Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu. Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan kenaikan dayaarik antarmolekul Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh salah satu yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada kenyataannya, satu molekul lwbih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan karena itu akan menjadi yang paling dominan). Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri. Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung – yang lain. Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya. Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara. Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak. Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit berbeda selama meraka terus berubah – tetapi tetap selaras. Kekuatan gaya dispersi Gaya dispersi antara molekul-molekul adalah lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen diantara molekul. Hal ini tidak memungkinkan untuk memberikan harga yang eksak, karena ukuran dayatarik bervariasi sekali dengan ukuran dan bentuk molekul. Seberapa jauh ukuran molekul memperngaruhi kekuatan ikatan daya dispersi Titik didih gas mulia adalah
helium | -269°C | |
neon | -246°C | |
argon | -186°C | |
kripton | -152°C | |
xenon | -108°C | |
radon | -62°C |
1 komentar:
membantu sekali artikelnya:)
Posting Komentar